Friday, February 15, 2013

Mimpi Semalam

" Akhirnya aku bertemu denganmu lagi, pada mimpiku semalam "

Untukmu cinta pertamaku yang tak akan membaca tulisan ini,

Aku kembali lagi membawa kisah tentangnya. Kisahan mengenai aku dan sesosok siswa baru di kelasku dua setengah tahun lalu. Kisahan mengenai aku dan dia yang tak pernah menjadi milikku.

Entah apa yang membawaku menulis tentangnya lagi. Mungkin karena mimpi semalam yang mempertemukan aku padanya lagi. Aku tegaskan itu hanya sebuah mimpi yang ketika aku terbangun pagi-pagi tersirat rasa duka dalam hati. Menyadari semua yang terjadi bukan nyata seperti yang aku minta.
Di mimpi itu... wajahmu masih sama. Senyummu yang membuat kedua matamu melengkung membentuk senyuman masih jelas tercetak sama. Rahang tegasmu masih jelas terlihat sama. Semua yang ada di mimpiku semalam masih sama.
Di mimpi itu aku dan kamu duduk berdampingan. Menceritakan segala sesuatu yang telah aku dan kamu lewati secara tidak bersamaan. Bersenda gurau layaknya dulu. Lalu kau mengatakan bahwa kau menyukaiku dan semuanya menjadi buram kembali.
Aku terbangun dan menyadari itu semua hanya mimpi. Memandang barang sebentar kosong langit kamarku yang gelap lalu kembali memejamkan kedua mataku. Sayangnya mimpi itu tidak berlanjut karena yang ada hanyalah bayangan hitam hingga aku terbangun kembali. Mungkin Tuhan tak mengizinkanku untuk terlalu lama bermimpi tentangmu. Karena pada akhirnya sama, semua yang ku harapkan tentangmu selalu berakhir di mimpiku.

Aku bersyukur pada Tuhan. Berkat-Nya aku kembali lagi bertemu denganmu. Meski barang sebentar dan hanya dalam mimpi. Setidaknya aku benar-benar merasakan kita bertemu kembali. Setidaknya aku memang selalu berharap kita benar-benar bertemu kembali.

Ah, maaf. Ada ralat sedikit dari tulisanku sebelumnya. Rasanya sedikit kurang pantas menyebut kita. Karena aku dan kamu tetaplah menjadi aku dan kamu bukan kita. Karena aku dan kamu tak pernah menyatu untuk menjadi kita. Karena hanya aku yang berharap untuk aku dan kamu menyatu untuk menjadi kita. Seperti mimpiku semalam yang hanya aku yang bisa merasakan, begitu juga cintaku padamu di artikan. Hanya aku yang bisa merasakan.

" Mimpiku semalam layaknya Diskriminan Kurang Dari Nol. Hanya mimpi, bukan nyata, imaginer, tidak real, hanya dalam imajinasiku belaka."

0 comments:

Post a Comment