Tuesday, August 28, 2012

I'm Fall

I don't know what's wrong with me. It seems i fall in love again. With someone new. I don't know him at all.
I met him 2 months ago, in one of mall of my city. I'm with my mom and my dad and he is with his mom and his dad. Our parents is know each other. Hahaha i don't want to talk about this moment. There's awkward umm actually embarrasing moment so skip it! Then, i know that we are in the same school, we are 10 grade but our class is different. Sometimes i see him, i see he is playing basket ball in the field in front of my class and i guess he is never know me. I don't know how i can fall to him, but every i look at him, my heart is beating so fast. and this feeling is not the first time i feel. Then, i know i'm fall to him.
I'm started to be a 'stalker' again since i forgot 'him', the other boy, that i've moved on. I'm started to be a stalker, yes! I try to stalk his facebook ( hey, i don't know that my facebook and his facebook is connected ), then his twitter ( but until now i'm not brave enough to follow his twitter ) and now i'm started to stalk his blog hahahaha. I shocked to know that he is active in blogger, it's not like other boys blog, he is posts about his life and I shocked again when i know he is write short story! OMG! Is he an author? like me.... Is he has a hobby write like meee? Is he? hahahaha I hope yes.
All that i hope is someday he will know me, know about me, we will know each other, we will get closer, and ....
Hoper and Stalker,
Anin

My Seventh FanFiction " Namja's Story in Donut Cafe"


Title : Namja’s Story in Donut CafĂ©
Author : Minhyuk’s Anae ( @anindityaas )
Length : Oneshoot
Genre : Romance
Rating : T
Casts :
-          Kang Min Hyuk
-          Park Seo Hee (OCs)
-          Lee Min Shin (OCs)
-          Other Cast
Disclaimer : My Own Plot! Minhyuk is belong to God, His Parents and Family, CN Blue, and Boice & Lovely Gazes ( termasuk author mihihi ^^ ) Kesamaan dan Kemiripan dengan ff atau cerita lain terjadi karena ketidaksengajaan :D
Note : Sorry for typos yang mungkin bertebaran, sorry for plot yang gatau bagus-enggaknya, bagus/enggaknya mohon di comment yaaa :D Don’t Be A Silent Reader ^^ ff ini di post juga di wp dan blogger pribadi author minhyukanaefanfic.wordpress.com / aninjustanin.blogspot.com . Happy Reading! *bow*
--------------------------------------------------*****-----------------------------------------------------------
Seo Hee’s POV
“ Seo Hee-ya, perkenalkan ini teman eomma waktu smp. Namanya Kang Sung Ha.” Ujar Eomma ditengah aku yang sedang mengantre donut di sebuah toko donut.
“ Annyeonghaseo, Kang Ahjussi.” Aku membungkukkan badanku dan menjabat tangan teman Eomma itu. ( read : menjabat tangan/ mencium tangan seperti yang dilakukan orang Indonesia kepada orang yang lebih tua )
Aku juga melakukan hal yang sama kepada namja—anak Kang Ahjussi.
Aku melirik ke arah namja di sebelah Kang Ahjussi. Sebentar. Wajahnya imut sekali tapi lihatlah tinggi badannya dan ku perkirakan umurnya tak kurang dari 17 tahun. Makanya aku menjabat tangannya seperti itu. Maksud awalku adalah bersikap sopan kepada orang yang lebih tua.
“ Seo Hee-ssi, kau sekarang kelas berapa?”
“ Aku kelas 10 ahjussi, baru masuk sma.”
“ Eodiga?”
“ Paran High School.”
“ Aigoo, kalian akan satu sekolah.” Ujar Kang Ahjussi sambil menepuk pundak anaknya. Apa mungkin dia kelas 12? Sunbaeku? Batinku pelan.
“ Memangnya anakmu kelas berapa Sung Ha-ssi?” Tanya Eomma.
“ Baru masuk sma juga. Sama seperti Seo Hee.”
Glek. Seumur denganku? Lalu jabatan tanganku itu?
Babo! Batinku pelan. Apa yang ku pikirkan sehingga berpikiran dia lebih tua dariku dan aku mencium tangannya dan ternyata dia seumur denganku. Aigooo! Seo Hee, neo neun neomu baboya!
“ Sillyehamnida, Hana-ssi. Aku pergi duluan ya.” Pamit Kang Ahjussi disusul anaknya yang super imut itu.
“ Eomma, eotteohkae? Aku kira dia lebih tua dariku…” Eomma hanya tertawa.
“ Lain kali, jika bertemu dengan orang yang seperti itu cukup membungkuk saja.” Jawab Eomma.
“ Ne.”
***
Min Shin tertawa keras mendengar ceritaku tentang namja itu. Aku sebut cerita itu “ Kisah Namja di Toko Donut” dan tawa Min Shin berhasil membuat hampir seluruh pengunjung kantin menatap kami sinis begitu pula dengan para kakak kelas disini.
“ Min Shin! Kecilkan suaramu!” Bentakku.
“ Mianhae, Seo Hee-ya. Lagipula kau lucu sekali! Bersalaman seperti itu. Aku saja nih yang bertemu dengan orang-orang yang jelas lebih tua dariku sudah tidak pernah bersalaman seperti itu. Hahahaha!” Aku hanya cemberut kecil.
“ Aku tau kau memang orang yang sangat sangat menjaga attitude, Seo Hee but kenapa memang sampai kau berpikiran dia lebih tua darimu? Wajahnya? Stylenya? ”
“ Sudah ku bilang. Tingginya yang melebihi batas usia 15 tahun membuatnya lebih dewasa. Tapi wajahnya itu super imut, Shin-ah.” Jawabku.
“ Siapa namanya? Kau tahu?” Aku menggeleng.
“ Aku lupa. Ani. Aku tak tahu namanya.”
“ oh geureom, yang mana orangnya?” aku memutar mataku dan menemukan namja itu sedang bermain basket di lapangan dekat kantin. Aku menunjukkan namja itu ke Min Shin.
“ Yang itu? Hahaha Seo Hee! Dia ketua kelasku! Namanya Kang Min Hyuk.”
“ Kau kenal?”
“ Lumayan. Dia orangnya ramah sekali, romantis, dan selalu menghargai perempuan.”
“ Apa kau suka dia, Seo Hee?” Pertanyaan Min Shin yang membuatku cukup kaget.
“ Mollaseo. Mungkin ya, mungkin tidak.”
Aku suka Minhyuk? Yang benar saja! ini terlalu cepat untukku. Hanya dengan waktu kurang lebih 1 minggu dan aku suka padanya? Lagipula dia bukan tipeku. Aku tidak suka Minhyuk? Dia tampan, manis, dan aku selalu berdebar jika melihatnya walaupun hanya dari jarak jauh.
Minhyuk membuatku cukup melupakan Kwangmin. Mantan pacarku yang tadinya membuatku sulit move on tapi tidak setelah kedatangan Minhyuk.
Entahlah, aku kurang mengerti. Apa aku jatuh cinta secepat ini?
***
“ Appa? Eodigaaaa?” Tanyaku sedikit berteriak di telepon. Sudah sekitar setengah jam aku menunggu Appa di depan gerbang sekolah tapi Appa gak dateng-dateng.
“ Appa ada di depan Berry Donut, Jagi. Kau kesini saja!” Aku melirik ke arah Berry Donut yang tepatnya ada di seberang sekolahku dan melihat Appa melambai-lambaikan tangannya.
Apa aku babo? Menunggu Appa yang kukira belum datang padahal dia ada di hadapanku? Aisssh…jinjja-ya!
Berry Donut? Aigoo, tempat itu mengingatkanku dengan Minhyuk ╥╥ .
“ Appa!” Panggilku.
“ Jagiya, kita makan di dalam sebentar ya. Ada teman lama Appa di dalam.” Appa menarikku ke dalam.
“ Jagi, kenalkan ini teman lama Appa namanya Kang Sung Ha. Ahjussi ini juga sekaligus teman Eomma sewaktu smp. Appa dan dia sangat dekat ketika kami sma.” Aku melirik ke arah teman Appa. Omo! Ahjussi itukan ayah Minhyuk.
Sejodoh itukah keluargaku dengan keluarga Kang? Kang Ahjussi adalah teman smp Eomma sekaligus teman dekat Appa sewaktu sma dan anak Kang Ahjussi adalah teman seangkatanku. Teman? Kami bahkan belum pernah berkenalan, berbicara, atau tatap-tatapan. Aku sendiri kurang yakin dia mengenalku.
“ Gamsahamnida, Minhyuk-ah. Duduk disini.” Aku menoleh begitu suara Kang Ahjussi menyebutkan nama ‘Minhyuk’ dan namja itu membawa nampan penuh pesanan dari kasir.
“ Apa kalian sudah saling kenal?” Tanya Kang Ahjussi dan kami berdua menggeleng.
“ Salaman dulu dong biar kenal sama akrab!” Aku melirik tajam ke arah Appa dan Minhyuk menyodorkan tangannya,
“ Annyeonghaseo, Minhyuk imnida.” Aku diam sejenak mengatasi mukaku yang memerah mengingat kejadian itu dan membalas jabatan tangannya,
“ Annyeonghaseo, Seo Hee imnida.” Setelah itu percakapan berlanjut ke percakapan bapak-bapak yang sama sekali tidak ku mengerti. Sedangkan aku dan Minhyuk hanya diam dan sibuk berkutat dengan handphonenya masing-masing.
***
Minhyuk’s POV
Yeoja itu lagi? anak dari teman abeoji yang pernah bertemu beberapa waktu lalu. Ini kedua kalinya kami berjabat tangan dan aku mengingat saat pertama kali kami berjabat tangan dia mencium tanganku. Apa mungkin dia menganggapku lebih tua darinya? Apakah wajahku lebih tua dari seumuranku?
Ku harap sewaktu berjabat tangan tadi ia tak menyadari tanganku yang mulai dingin karena berdebar menatapnya.
“ Annyeonghaseo, Seo Hee imnida.” Ujarnya membalas jabatan tanganku. Seo Hee? Park Seo Hee. Aku tau marganya dari nama ayahnya, Park Ahjussi.
Sebenarnya Seo Hee sudah tak asing karena aku sering melihatnya bersama Min Rin teman sekelasku. Apa aku tanya-tanya saja ke Min Rin ya soal Seo Hee?
Entah kenapa aku tertarik pada yeoja itu. Meski Seo Hee berbeda dengan mantan-mantan yeojachinguku, kurasa Seo Hee lebih pendiam dan sangat menjaga etika. Lihat saja kelakuannya sangat sopan. Apa aku jatuh hati padanya? Yang benar saja! ini bahkan terlalu cepat untuk menyukai orang.
Kini ia diam saja. aku tahu dia bosan dengan obrolan abeoji dan appanya itu, aku juga begitu. Aku ingin sekali mengajaknya bicara tapi topik pembicaraan apa?
“ Ehm…” Dia menoleh padaku.
“ Seo Hee-ssi, kau kelas berapa?” Tanyaku basa-basi
“ Kelas X.8 kamu?”
“ X.1 hehe.”
Apa lagi? apa lagi yang harus kulakukan?
“ Ikut Ekskul apa?”
“ Paduan Suara hehe kamu basket ya?”
“ Iya, kok tau?”
“ Cuma nebak sih, soalnya aku sering ngeliat kamu main basket.”
“ Ngeliatin apa merhatiin?” Argh! Pertanyaan bodoh menurutku! Minhyuk baboooo. Kalau dia ngambek ditanyain gitu gimana coba? Aisssh
“ Hah? Maksudnya?”
“ Ah, aniyo. Aku hanya bercanda, Seo Hee-ssi.” Jawabku.
“ Jagi, pulang dulu yuk.” Ujar Park Ahjussi.
“ Ne, Appa. Annyeonghaseo.” Seo Hee pergi setelah memberikan salam dengan membungkukkan tubuhnya. Ku harap kami akan berjabatan tangan lagi tapi nyatanya tidak. Mungkin lain kali.
***
Seo Hee’s POV
Hatiku berdebar sepanjang perjalanan pulang. Apa aku jatuh cinta ya? Hahahaha.
To : Min Rin
Text : Min Rin-ah hari ini aku senang sekali! Aku berkenalan dengan Minhyuk!
***
“ Eomma.”
“ Apa sayang?”
“ Apa aku sudah wajar jatuh cinta?”
“ Wajarlah. Kenapa?”
“ Gak apa-apa. Eomma kalau kita menyukai orang yang bukan tipe kita itu artinya apa?”
“ Itulah cinta. Cinta gak mandang tipe atau segala macamnya. Cinta tumbuh murni apa adanya.” “ Memangnya kamu kenapa?”
“ Gak apa-apa kok, Eomma.”
***
Cinta gak memandang tipe atau segala macamnya. Cinta tumbuh murni apa adanya.”
***
Aku benar-benar jenuh dengan kelasku. Aku belum bertemu nuansa yang pas. Aku masih rindu dengan teman-teman dekatku yang tak sekelas denganku kini terutama Min Rin. Bahkan ia tidak membalas pesanku semalam.
Aku menuju kantin sendirian dan kulihat Min Rin sedang bersama teman-teman sekelasnya dan salah satunya adalah Minhyuk.
Aku harap Min Rin bisa membuatku dekat dengan Minhyuk. Tapi pikiranku berubah setelah melihat kejadian tadi. Min Rin dengan Minhyuk sangat dekat. Kulihat jelas sekali. Apakah itu salah satu sebabnya Min Rin tidak membalas pesanku semalam? Apa Min Rin juga menyukai Minhyuk? Jika ia aku akan menyerah duluan, aku akan mengalah untuk sahabatku.
***
Minhyuk’s POV
“ Min Rin-ah! Aku mau bicara sebentar!” Teriakku sehingga Min Rin mendekat padaku.
“ Wae??!!!!” Teriak Min Rin tak kalah kerasnya dengan teriakanku.
“ Kau kenal dengan Park Seo Hee?” bisikku mendekat ke telinganya.
“ Seo Hee? Kenal kenapa?”
“ Bisa kau dekatkan aku dengannya?” bisikku lagi.
“ Yak! Minhyuk! Bisa kau tidak berbisik-bisik?!”
“ Ne! Ne! bisa tidak?”
“ Ani. Shireoyo. Kau itu namja dan namja harus berusaha sendiri.”
“ Aish pelit!”
***
Min Rin’s POV
Minhyuk menyuruhku mendekatkannya dengan Seo Hee? Shireoyo! Enak saja. lagipula yang ku tahu Seo Hee tak suka jika ada yang nyomblang-nyomblangin dia.
Aish! Aku bahkan lupa membalas Seo Hee semalam karena pulsaku habis. Apakah ia benar-benar menyukai Minhyuk? Jadi mereka benar-benar saling menyukai? Hahaha. Sejujurnya, awalnya aku menyukai Minhyuk tapi karena aku tahu Seo Hee menyukainya juga aku segera berhenti dan menyerah. Menyerah untuk sahabat. Aku bahkan tak mau menyakiti sahabatku sendiri. Aku tak mau jadi teman makan teman.
Oh ya hari ini aku belum bertemu Seo Hee.
“ Seo Hee-ya!”
***
Seo Hee’s POV
“ Seo Hee-ya!” Aku menoleh dan mendapatkan Min Rin sedangkan melambai-lambaikan tangannya padaku.
“ Wae, Min Rin-ah?”
“ Kau kenapa? Kok lemes banget?”
“ Ani, gwaenchanhayo.” Ujarku. Sejujurnya perasaanku ke Min Rin tidak enak semenjak aku melihat kedekatan Min Rin dengan Minhyuk.
“ Oh ya, mian semalam aku gak bales sms kamu. Pulsaku habis.”
“ Ne, gwaenchanha.”
“ Min Rin, aku pengen ngomong sama kamu.”
“ Ngomong aja, Seo Hee-ya.”
“ Apa kamu suka Minhyuk? Mianhae…”
“ Mwo? Ani!!!! Aku gak suka! Wae?”
“ Aku cuma takut aja. Jinjjayo?”
“ Jinjja! Jinjja! Aku bahkan berani bersumpah, Seo Hee. Wae? Kau suka Minhyuk?”
Aku hanya mengangguk pelan.
“ Aku gak akan ngerebut orang yang kamu suka, Seo Hee. Apalagi aku tahu kamu suka Minhyuk dari awal ketemu.” Ujar Min Rin memelukku.
“ Mian aku berpikiran macem-macem, Min Rin.”
“ Ne, gwaenchanhayo.”
***
Author’s POV
Min Rin bahagia mengetahui keputusannya untuk melepas rasa sukanya kepada Minhyuk. Lagipula, masih ada namja yang ia lebih sukai dibanding Minhyuk. Min Rin bahagia mengetahui kedua sahabatnya yang ternyata saling menyukai itu. Min Rin bahagia jika melihat sahabatnya bahagia.
***
Seo Hee menyusun tumpukan buku-buku yang baru saja ia pinjam di perpustakaan. Sebenarnya ia bingung bagaimana mengangkutnya pulang karena hari ini ia akan pulang naik angkutan umum.
“ Sillyehamnida, apa aku boleh membantumu?” Seo Hee menoleh ke arah itu.
“ Aa, Minhyuk-ssi. Gwaenchanhayo.” Minhyuk mengambil buku-buku itu dan membantu mengangkutnya.
“ Gomapta, Minhyuk-ssi.”
“ Cheonmanhaeyo. Kau pulang naik apa?”
“ Angkutan umum.”
“ Mau aku antar?”
“ Mwo?”
“ Aku tahu rumahmu, kok.”
“ Maaf merepotkanmu, Minhyuk-ssi.”
“ Panggil aku Minhyuk-ah saja, Seo Hee.”
“ Apa kau suka donut?”
“ Wae?”
“ Mau makan donut dulu sebentar denganku?”
***
“ 3 kali kuperhatikan kenapa kau selalu memesan ice cappucinno?”
“ Aku suka dengan ice cappucinno, Hyuk-ah. Kamu? Apa minuman kesukaanmu?”
“ Nan molla.”
“ Seo Hee-ya.”
Seo Hee menoleh.
“ Jika ada seseorang yang belum terlalu kamu kenal tapi suka sama kamu apa kamu bisa nerima dia?”
“ Tergantung orangnya dulu.”
“ Memangnya kamu pengennya orangnya gimana?”
“ Yaa yang pasti dalam pertemuan yang singkat itu dia baik sama aku, wae?”
“ Apa menurut kamu aku baik sama kamu?”
“ Baik kok, Hyuk-ah.”
“ Geureom, apa kamu bisa nerima aku kalo orang yang ku maksud itu aku?”
Hening. Suasana menjadi hening dan dingin. Seo Hee berpikir ini terlalu cepat tapi memang dia mulai menyukai Minhyuk. Minhyuk juga takut Seo Hee menolaknya dan tak mau dekat dengannya lagi. Seo Hee takut Minhyuk hanya bermain-main padanya.
“ Apa kau benar-benar menyukaiku?”
“ Ne! apa perlu bukti?”
“ Aniyo, Hyukkie. Gak usah.”
“ Jadi?”
“ Yasudah, kita jalani saja.”
“ Jadi?”
“ Iya, aku nerima kamu.”
“ Jeongmal?”
“ Iya, Minhyuuuukkk!!”
“ Gomapta.”
“ Cheonmanhaeyo.”
Sesingkat mereka jatuh hati, sesingkat itu pula pendekatan mereka, tapi hubungan mereka tak sesingkat itu.
***
10 tahun kemudian
“ Jagi, aku bahkan gak nyangka Eomma dan Appa menjodohkanku sama kamu dari kecil.” Ujar Seo Hee.
“ Aku juga hahahaha.”
“ Jagi, apa makanan kesukaan kamu?” Tanya Minhyuk.
“ Donut.”
“ Kenapa?”
“ Karena donut mempertemukan kamu dengan aku hahahahaha.”
*End*
Gak jelas ya? Maaf…. Don’t forget RCL! :D Author masih butuh komentar yang membangun. Gomawo yang sudah membaca :D Gomawo juga yang sudah memberi komentar :D

Thursday, August 23, 2012

Awkward Story " Don't Call Me Cici! "

18 Agustus 2012,
Di Pasar Kanoman, Kota Cirebon
Tepatnya di tempat jualan cabai

Hari itu gue, mama, dan mba astri belanja ke pasar buat persiapan lebaran yang bakal diadain besok (19 Agustus 2012). Nah pas kejadian itu, kita bertiga lagi nungguin antrean cabai. tiba-tiba cowok yang masih cukup muda mungkin usianyaa 25 tahun dateng dan ngedeketin sela antara gue dan mba astri ( jadi urutan antrenya itu mama-gue-mba astri ) dan bilang ke mba astri " mba, mba, kreseknya mba " oh, cowok itu jualan kresek. terus kakak gue bilang " maaf mas, enggak" terus si cowok itu pergi dan ngedeketin sela antara mama dan gue terus bilang ke gue " CI, kresek CI " gue diem. APA CICI? dengan keadaan kesel karna dibilang cici gue bilang " gak mas " terus dia bilang ke mama " Bu Haji, kresek Bu Haji ".
Gue diem lagi. walaupun mama belum haji (amin bakal secepetnya naik haji) tapi mana mungkin haji punya anak cici?
Gue tau gue sipit jadi kaya orang china tapi yaaa gak gitu juga TT
Gue tau mas mas penjual kresek itu gak sengaja bilang cici cuma gue mikir semirip itukah gue sama orang china? Hello gue orang Indonesia asli walaupun mata gue sipit -____- bahkan dalam silsilah keluarga gue pun gak ada darah china setetespun.

Semenjak hari itu gue mikir aja, diantara keluarga gue, gue yang paling sipit, paling mirip china dan akhirnya gue menemukan sejarah  kenapa gue bisa jadi mirip anak china begini :
Jadi ceritanya, waktu mama hamil gue, papa sama bosnya yang notabene china itu berantem terus selama mama gue hamil dan jadilah gue gini. Mitos? Ok sebenernya itu mitos yang bisa terjadi dan enggak dan ada yang percaya dan ada yang enggak tapi kenyataannya nih gue yang kadang temen-temen pun ngira gue orang china TT

Saturday, August 18, 2012

Jacket Minhyuk

Inget post gue tentang jaket ada tulisan " Kang Min Hyuk" itu?
Setelah gue pesen 2-3 bulanan akhirnya dateng juga ke rumah! tadi pas gue bangun tidur mama bilang " nin paketnya udah dateng" dan gue liat ternyata paket jaket itu! kyaaaa seneng bangetttttt :D



Hey, I Really Miss Them!!!!

Gatau kenapa hari ini saya ngerasa kangen banget sama Serenade :')
Kangen suasananya, ributnya, ramenya, aaaaa kangen banget karena sampe sekarang saya belum nemu lagi kelas model begini :') Yang walaupun kurang kompak tapi kompak (?)
Muncul ide untuk ngedit foto-foto serenade dan jadiin ini walpaper laptop saya
cuma ngedit biasa sih, cuma ini yang bisa saya lakuin kalo saya kangen serenade mihihi
Is there anyone miss serenade too?

Friday, August 17, 2012

My Sixth FanFiction : My Girlfriend is A Fangirl


Title : My Girlfriend is a Fangirl
Author : Minhyuk’s Anae
Rating : G
Genre : Komedi Bukan, Romance juga Bukan
Length : Ficlet
Cast :
-          Anin (OCs)
-          Rizki (OCs)
-          Hallyu Star
-          Other OCs Casts
Disclaimer : My OWN PLOT. Ide ini muncul ketika author sedang fangirling. It’s only fiction ^^
Note : Don’t forget RCL readers ^^ awkward story, just for kidding huehe. Pertama, maaf dulu kalo ceritanya aneh bin ajaib. Ide ini muncul seketika ketika saya sedang fangirlingan dan jadilah ff ini. Kisaran ceritanya bukan tentang Minhyuk sih tapi tentang 2 orang Indonesia yang…*author banyak basa basi*
Oke langsung ke ceritanya aja ya, check this out
------------------------------------------------*******---------------------------------------------------------
Rizki POV
“ Minhyuk hwaaaaaa, kenapa ganteng banget siiihhh!!!” Teriak perempuan di sebelah gue. Siapa dia?
Dia Anin. Pacar gue. Gue udah pacaran sama dia hmm sekitar 3 bulan. Tapi 1 bulan terakhir ini dia selalu monomer duakan gue, masih mending kalo gue diduain sama pelajaran atau keluarganya nah ini gue diduain sama orang-orang yang bahkan gak gue kenal, dan orang-orang itu juga gak akan kenal Anin.
Anin mulai kepengaruh sama temen-temennya yang notabene kebanyakan adalah k-popers atau pecinta korea gitu deh gue sendiri gak ngerti. Mulai dari temen-temennya itulah Anin jadi k-poper, dia mulai menggeluti dunia yang dia bilang ‘fangirling’ dan mulai meninggalkan gue T_T Sedihnya adalah disaat pasangan lain pasang wallpaper sama pasangannya dan Anin, semuaa gadget yang dia punya wallpapernya adalah seorang cowok yang ngenesnya bukan gue, yang katanya seorang drummer kece padahal kecean gue, yang katanya punya eyesmiling yang unyu padahal unyuan gue, namanya Kang Min Hyuk.
Gue bahkan udah termasuk orang yang muak mendengar kata “Kang Min Hyuk” . Karena sehari-harinya Anin selalu nyebut nama orang itu dibanding nama gue sendiri. Anin bilang Minhyuk itu drummer kece, nah gue juga drummer, gue juga kece, kurang apa lagi coba?
Gak Cuma Minhyuk. Ada lagi cowok-cowok Korea yang pernah Anin kenalin ke gue, L.Joe, Chunji, Kai, Sungjong, Baekhyun, Kyuhyun, Chanyeol, Kevin, Yoseob, Gikwang dan lain-lain. Kenapa gue hafal? Karena Anin selalu nyebut-nyebut nama mereka.
Gue ngelirik ke meja kelas dimana Anin dan temen-temen fangirlnya itu lagi kumpul. Eh gak fangirl juga, ada fanboy juga disana.
“ Nin, lagi apa?” Tanya gue basa-basi padahal udah jelas Anin lagi nonton music video.
“ Aku lagi nonton mv CN Blue, Ki. Disini Minhyuknya keceeee banget hahaha.” Jawab Anin sumringah bahkan lebih sumringah daripada gue kasih dia hadiah T_T
 “ Oh, Minhyuk tuh yang mana?” Tanya gue pura-pura gak tau padahal sebenernya gue udah hafal banget sama muka Minhyuk.
“ Loh kamu belum tau, Ki? Yang ini! Yang kece, yang imut, yang unyu—” dan gue gak mau peduli sama semua pujian yang Anin kasih buat Minhyuk.
“ Oh gitu…pulang ini bisa pulang bareng gak? Ada yang aku mau omongin.”
“ Bisa kok, Ki.” Jawab Anin dan gue mulai balik lagi ke bangku gue.
Pulang sekolah gue harus nyelesain masalah ini. Gue gak bisa dicuekin kaya gini terus. Yang pacar dia itu gue atau Minhyuk sih?
Kesel sih, banget malah. Gue berasa pacar yang gak dianggep—dan mungkin kenyataannya iya. Tapi gimana? Gue gak bisa benci atau mutusin Anin, gue sayang sama dia. Nah satu-satunya cara adalah ngungkapin semuanya ke Anin.
***
*pulang sekolah*
“ Ki, jadi pulang bareng kan?” Tanya Anin. Gue ngangguk.
“ Nin sebenernya ada yang mau aku omongin sama kamu. Tapi kamu janji jangan marah yaaaa…” Anin ngangguk-ngangguk.
“ Sebenernya aku tuh kesel kalo tiap hari kamu fangirlingan, nyebut-nyebutin nama bias-bias kamu, pasang foto bias kamu. Sebenernya gak papa sih jadi fangirl tapi apa kamu gak berlebihan? Kamu bahkan nyuekin aku, padahal aku pacar kamu. Aku tuh kesel dan kadang mikir apa gunanya kamu bangga-banggain mereka? Terus mereka tuh siapa? Kenal gitu sama kamu? Terus siapa sih yang sebenernya jadi pacar kamu? Aku atau mereka?” Ujar gue dan Anin Cuma diem.
Nin, jangan bilang lo marah sama gue! Dan please jangan bilang juga lo bakalan nangis karena sampe kapanpun gue gak akan tega liat lo nangis. Nin, apa gue terlalu jahat ya buat ngatain itu semua?
“ Maafin aku, Ki. Aku gak bermaksud nyuekin kamu. Gimana ya ngomongnya? Hmm..kamu bilang kamu sebel sama aku gara-gara aku selalu fangirling. Tapi coba kamu mikir sebentar, liat gadget yang kamu punya, siapa yang jadi foto wallpapernya? Foto kamu? Foto kita? Bukan kan tapi foto atlet sepakbola kesukaan kamu. Terus kalo kamu lagi ngomongin sepakbola depan aku dan kamu cerita tentang pertandingannya depan aku, apa kamu pikir aku ngerti? Enggak kan? Jadi sebenernya fangirling aku sama kamu yang terus-terusan ngebahas sepakbola itu sama aja. Terus juga aku gak pernah nuntut kamu untuk suka juga sama k-pop. Aku Cuma butuh tempat dengerin aja, Ki. Maaf kalo emang aku udah bikin kamu kesel atau marah, maaf kalo fangirling aku udah ngerusak hubungan kita. Aku bersedia kok, Ki berhenti jadi fangirl kalo itu yang kamu mau.” Anin ngomong panjang lebar.
Ini yang gue saluting dari Anin. Meski dia gak banyak omong tapi sekalinya ngomong tuh langsung ke inti dan langsung ngena.
Gue diem. Nginget-nginget waktu ada beberapa pertandingan bola yang udah lewat. Bener juga, gue cerita tentang bola ke Anin walaupun gue tau Anin sama sekali gak suka bola. Tapi apa? Anin dengerin semua cerita gue dan gak sekali pun Anin ngeluh. Anin juga diem aja kalo gue sibuk sama bola, gak kayak cewek lainnya yang selalu maksa jalan bareng cowoknya. Anin juga diem aja begitu tau wallpaper hp, laptop, dan tab gue foto bola semua.
Gue jadi ngerasa bersalah sama Anin.
“ Ki? Kamu bener-bener marah sama aku ya? Maaf…” Anin nangis.
“ Niiin jangan nangis…aku gak marah sama kamu kok. Maafin aku udah egois. Kamu gak perlu berhenti jadi fangirl kok. Aku bakal nerima kamu.” Jawab gue.
“ Lagian juga Ki, rasa sayang aku ke kamu sama rasa sayang aku ke Minhyuk tuh beda. Aku ke Minhyuk cuma sebatas antara fans dan idolanya.”
“ Aku ngerti kok Nin. Maafin aku yaa.”
Mulai hari itu gue sadar kalo gue gak berhak ngatur 100% kehidupan Anin. Juga, gue bakal nerima apa adanya Anin yang seorang fangirl. Punya pacar fangirl? Kenapa enggak?
Justru hikmah yang bisa gue ambil dari Anin yang seorang Lovely Gaze ( Fans Minhyuk) adalah gue bisa liat perform Minhyuk pas main drum. Itu berguna juga buat gue yang suka main drum.
***End***
Maaf readers kalo ceritanya aneh .___. Maksudnya mau coba bikin genre yang unik tapi malah aneeh hahahaha. Jangan lupa comment, kritik, saran yang membangun yaaa! Thankuuuu *bow*

Friday, August 10, 2012

Break Fasting With Spensa'12

I just wanna shared photos :)
It's Nindy!

It's Meee

Nindy-Opan

Lintang-Opan

Anin dengan orang paling kece di dunia, Ahmad Wahid Mustofa

Lintang-Nindya

Anin-Nisa

Nindy

Lintang-Nindya

Nisa

Anindya ;)

Lintang-Anin

Nindya-Kajol

Lintang-Shiddiq-Anin

Lintang-Shiddiq-Nindya

Anin-Shiddiq-Nindya

Anin-Lintang-Nindya



Minhyuk's STYLE



Titanin-Minhyuk's Style

Anin-Rizki


Titan-Ochan Kajol-Mita


Nindy-Renisa

Selvi-Anin




Kajol-Anin



Sunday, August 5, 2012

Being An Senior High School Student ;)

Hi, I'm back! hihihi
udah kurang lebih sebulan ini, gue resmi jadi siswa SMA \=D/ Horaaayyyy
Seneng? Yap, Seneng banget apalagi gue diterima di SMA yang gue pengen-pengenin.
Gue juga seneng disini banyak ketemu temen-temen baru, banyak pengalaman baru, sama banyak lagi deh. Walaupun gak sedikit orang juga sih yang gue rasa gue kurang cocok sama mereka, yaa mungkin karena ini baru awal-awal aja.
Di SMA ini gue masuk kelas X8. Terdiri dari 33 Orang. 15 namja (cowok) dan 18 yeoja (cewek). Gue senengnya ternyata disini juga ada fangirl sama fanboy kpop hihihi gue jadi ada temennya kan.

Ok, beberapa target gue di SMA :
1. I Have To Get A GoodMark in Every Leasons
2. Harus Masuk Jurusan IPA
3. Lebih Rajin Belajar, Ibadah, dan kegiatan yang bagus-bagus lagi
4. Harus Bisa Masuk Jalur PMDK kalo bisa ke FK UI (Amin ya Allah Amiiiin)

Semoga target-target gue bisa tercapai semua aaaamiiiin!!!!!
But, I Thought Being An Senior High School Student isn't easy, we have to study moreee hard so gue bakal ngurangin dunia ke-fangirl-ingan gue hahahahaha

Friday, August 3, 2012

My Fifth FanFiction : Too Late



Title : Too Late
Author : Minhyuk’s Anae
Length : Oneshoot
Genre : Sad Romance
Rating : T, AU
Main Cast :
-          Kang Min Hyuk
-          Choi Jun Hee (Juniel)
Other Cast :
-          Oh Yeon Seo
-          Other Cast
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan dan orang tua mereka hihi tapi plot milik saya ^^ Kesamaan atau kemiripan dengan cerita lain terjadi karena ketidak sengajaan
Note : Annyeong! Minhyuk’s Anae kembali dengan ff alur bolak-balik (ini pertama kalinya aku coba buat plot alur bolak-balik, readers hehehehe) Don’t forget RCL hehe, jeongmal mianhae kalo ada typo atau ceritanya kurang bagus dan No BASH. Happy Reading ^^ *bow*
FF ini juga di post di WP author : minhyukanaefanfic.wordpress.com
------------------------------------------**************------------------------------------------------------
Minhyuk’s POV
Hujan mengiringi pemakamannya. Sahabat tercintaku.  
Air mataku jatuh bercampur dengan rintikkan air hujan.
“ Minhyuk-ah.” Panggil seorang wanita menyentuh pundakku. Aku mengusap air mataku sebentar dan menoleh,
“ Ne, ahjumma. Waeyo?” Tanyaku.
“ Sebelum Jun hee pergi, ia menitipkan ini untukmu. Dia bilang tolong jaga ini baik-baik.” Ujar Choi Ahjumma dengan suara tenangnya menyerahkan sebuah buku—mungkin buku harian berwarna putih padaku. Aku yang agak bingung hanya mengambil dan menatap buku itu dengan bingung.
***
Aku terus menatap buku itu dengan bingung. Haruskah ku buka? Sejujurnya sedari tadi memang aku sudah penasaran dengan isinya dan penasaran kenapa Jun Hee menitipkan ini untukku.
Perlahan aku mulai membuka halaman pertamanya. Terpampang sebuah foto dimana seorang namja kecil sedang merangkul yeoja yang seumuran dengannya dan mereka tertawa bersama. Lalu aku menemukan sebuah tulisan di bawah foto itu dan aku sangat mengenal tulisan tangan itu.
It’s Story About Me and My Lovely Bestfriend.
Tess. Air mataku jatuh lagi. Ok, mungkin dalam ukuran namja aku memang namja melankolis. Siapa yang tidak melankolis ditinggal pergi dengan sahabatnya yang sudah sangat dekat dari kecil.
Aku kembali membaca buku itu.
***
Annyeong, Hyukkie! Apa kabarmu? Maaf jika membuatmu bingung dengan buku ini. Yang pasti, dari buku ini kau akan tahu sebuah rahasia terbesar dalam hidupku. Hei, buku ini hanya rahasia antara kau, aku, dan Tuhan yang Maha Tahu. Walaupun jika kau baca buku ini aku mungkin sudah tidak ada tapi ku mohon, kau harus membaca buku ini. Yaaa setidaknya 1 lembar per harinya. Disini juga tertulis beberapa permintaan terakhirku. Jebal, baca buku ini. Arasseo? J
***
Jun Hee’s POV
White Book, Page 2 “ Perkenalan”
“ Aku ingin kau selalu ingat cerita bagaimana kita bisa bertemu hingga dekat, Hyukkie. Ku mohon, jangan pernah lupakan ini”
 Aku masih ingat hari itu adalah hari ulang tahunku ke 2 tahun. Eomma memanggil seluruh sahabatnya. Aneh bukan? Aku yang ulang tahun malah teman Eomma yang datang. Salah satu dari mereka, Kang Ahjumma datang dengan anaknya. Seorang namja. Namanya Kang Minhyuk. Kami seumuran. Aku berkenalan dengannya dan semakin dekat setelah 1 tahun kemudian keluarga Kang memutuskan untuk pindah rumah di sebelah rumahku. Dia adalah sahabat pertamaku.
Kedua orang tua kami bahkan menyebutkan bahwa kami susah untuk di pisahkan. Karena itu dari SD, SMP, dan SMU kami selalu bersama.
Tapi itu bukanlah alasan untuk bosan bertemu dengan Minhyuk. Justru aku akan sedih jika satu hari ia tak masuk hihihi. Aneh bukan? Memang persahabatan kami aneh.
***
White Book, Page 3 “ Bi (Hujan)”
“ Aku ingin menjadi hujan. Menyejukkan. Aku juga ingin kau mengingat bahwa aku selalu menyukai hujan. Kau ingat itu? Hari dimana kau pertama tahu bahwa aku menyukai hujan. Walaupun kau bukan penyuka hujan sepertiku, ketika aku sudah tak ada nanti, ku harap hujan akan membuatmu selalu mengingat aku.”
Aku memandang hujan turun dengan bahagia. Kalian tahu? Aku sangat menyukai hujan. Karena ketika hujan, aku dapat mencium baunya yang menyejukkan. Aku menoleh menatap Minhyuk, kulihat mulutnya berkomat-kamit tak jelas.
“ Kau kenapa, Hyukkie?” Tanyaku.
“ Aaah, aniyo. Aku hanya sebal kenapa hujan harus turun hari ini. Jadi kita berdua terjebak di sekolah. Eh gak berdua juga, banyak orang kok ya-__- aaaah kenapa harus hujan.” Jawab Minhyuk kesal.
“ Kita bisa menunggunya dan kurasa hujan sebentar lagi reda.” Ujarku menatap langit.
“ Kau kenapa keliatannya tenang-tenang aja? Gak dingin?” Tanya Minhyuk. Aku menggeleng.
“ Aku justru senang kalau hujan turun.” Jawabku.
“ Wae?”
“ Karena hujan dapat menyejukkan hatiku.”
“ Apa kau suka hujan juga?” Tanyaku dan Minhyuk menggeleng.
“ Tidak. Aku tak suka hujan. Hujan itu membuat langit gelap. Hujan itu seperti melambangkan sebuah kesedihan.”
“ Hyukkie, kau tahu? Aku selalu ingin suatu saat nanti, orang yang ku cintai dan mencintaiku akan selalu mengingatku ketika hujan turun. Karena ia tahu aku menyukai hujan. Walaupun pada saat itu, aku mungkin sudah tak ada disampingnya lagi.” Ujarku.
“ Kenapa harus begitu?” Tanya Minhyuk.
“ Karena jika ia selalu mengingatku ketika hujan turun, ia tak akan melupakanku. Karena hujan akan selalu ada, entah sebulan sekali, atau mungkin setahun sekali. Jika ia mengingat hujan maka ia akan mengingat aku lalu aku akan sulit untuk dilupakan hehehe.” Jawabku.
“ Permintaan yang cukup aneh dan menyulitkan, Jun Hee-ya. Bagaimana jika orang itu tak suka hujan?” Tanya Minhyuk.
“ Yaaa, pokoknya orang itu harus menyukai hujan.” Jawabku.
“ Itu namanya pemaksaan hahahaha. Yasudah hujannya sudah reda tuh, ayo kita pulang!” Ujar Minhyuk sambil mengacak-acak rambutku.
***
White Book, Page 4 “Feeling”
“ Hyukkie, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa ada yang aneh dari diriku. Hyukkie, kenapa hatiku selalu berdebar kencang? Kenapa kau membuatku aneh seperti itu? Bisakah kau bilang itu pertanda apa?”
Aku berlari agak tergesa-gesa menuju kelas. Hampir saja aku terlambat. Semua gara-gara tugas yang menumpuk itu. Gila! Baru saja aku masuk kelas 10 selama 1 bulan dan tugas sudah bertumpuk dimana-mana. Apalagi jalanan tadi cukup macet. Beruntungnya, ketika aku masuk kelas belum ada guru yang masuk.
“ Kau kenapa? Tumben kesiangan.” Ucap Minhyuk menatapku bingung.
“ Aku tidur terlalu malam karena banyak tugas dan tadi jalanan macet.” Jawabku.
“ Mana besok banyak tugas juga lagi. ku rasa besok aku akan bangun kesiangan lagi.” Lanjutku mengingat bahwa besok ada tugas kimia, matematika, dan geografi.
“ Bagaimana jika pulang sekolah kita kerja bersama? Juga besok kau berangkat denganku saja! aku kan bawa sepeda jadi kemungkinan untuk macet sedikit. Eotteohkae?” Tawar Minhyuk.
Aku berfikir sejenak tapi itu ide yang cukup bagus. Lagipula, Minhyuk cukup pintar dalam urusan matematika hihi. Aku mengangguk.
“ Baiklah.” Jawabku dengan senang hati.
*
Aku memegang ujung baju Minhyuk untuk berpegangan. Ia melajukan sepedanya cukup kencang dan membuatku takut.
Minhyuk menarik tanganku untuk membiarkanku memeluknya. Hei? Kenapa jantungku berdetak kencang sekali?
Aku kembali merasakan hal yang sama di hari-hari berikutnya. Ketika kami berangkat bersama, pulang bersama, bahkan ketika kami berbincang-bincang. Entahlah ku rasa aku kini agak sedikit canggung untuk bicara lebih blak-blakan dengan Minhyuk. Aku juga tak tahu kenapa.
Aku menyadari sesuatu…apa mungkin….
***
White Book, Page 5 “ Pernyataan”
“ Hyukkie, aku jatuh cinta padamu.”
Aku memang benar-benar menyadari akan apa yang ku rasakan saat ini. Aku benar-benar jatuh cinta. Mungkin benar cinta itu indah. Indah apalagi orang yang kau cintai selalu ada buatmu. Seperti Minhyuk yang selalu ada untukku. Walaupun dalam hatiku tersirat penyesalan mengapa bisa aku mencintainya. Walaupun dalam hatiku bertanya apakah dia mencintaiku juga atau tidak. Yang pasti, aku mencintainya karena terbiasa. Terbiasa dekat dengannya.
***
White Book, Page 6 “ Jealous”
“ Hyukkie, aku cemburu setiap mendengar kau menyebut nama Yeon Seo dihadapanku. Apakah aku wajar? Mungkin aku wajar jika mengingat aku mencintaimu. Tapi aku juga bisa dibilang tak wajar jika mengingat aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanya sahabatmu. Tapi aku menyayangimu lebih dari seorang sahabat. Jadi, wajarkah aku cemburu? Wajarkah aku, Hyukkie?”
“ Jun Hee-ya!!!!” Teriak Minhyuk setengah berlari ke arahku. Menganggu kegiatanku yang sedang menyirami tanaman di pekarangan rumahku.
“ Wae? Kenapa harus berteriak seperti itu-___-.” Tanyaku.
“ Hehehehe. Gapapa siih. Kau tahu Oh Yeon Seo?” Tanyanya dengan penuh semangat begitu menyebut nama “Oh Yeon Seo”
“ Oh Yeon Seo? Anak kelas X.5?” Tanyaku mencoba mengingat-ingat nama tersebut.
“ Ya! Anak X.5 hehehehe. Kau kenal?” Tanya Minhyuk. Aku menggeleng. Bisa ku lihat raut wajah Minhyuk agak murung.
“ Memangnya kenapa, Hyukkie?”
“ Gapapa hehehehe. Jun Hee-ya, aku jatuh cinta pada Yeon Seo.” Jawab Minhyuk.
Deg.
Saat itu juga hatiku terasa sakit. Sakit sekali. Rasanya seperti ada monster yang mencabik-cabik perasaanku.
*
Semenjak hari itu, setiap Minhyuk menyebut nama Yeon Seo hatiku selalu sakit. Apakah ini wajar?
***
Minhyuk’s POV
Ini sudah hari kelima kepergian Jun Hee. Seperti permintaannya, aku selalu membaca buku yang ia berikan itu.
Hyukkie, aku jatuh cinta padamu.”
Aku tertegun membacanya. Aku benar-benar tak percaya. Jun Hee. Choi Jun Hee. Sahabat kecilku. Jatuh cinta padaku. Aku yang semakin penasaran mencoba membuka halaman selanjutnya  yang lagi-lagi membuatku tercekat. Ia mengatakan bahwa ia cemburu pada Yeon Seo. Entah kenapa hatiku ikut sakit membacanya.
Tak pernah terlintas di benakku bahwa ia jatuh cinta padaku. Aku semakin penasaran untuk membuka tapi ku tahan untuk membukanya besok. Mungkin sekarang aku mulai mengerti dengan ‘rahasia terbesar dalam hidup Jun Hee’ dan itu membuatku semakin penasaran untuk mengetahuinya.
***
Jun Hee’s POV
White Book, Page 7 “ Janji”
“ Hyukkie, apakah kau ingat apa yang pernah kau janjikan padaku? dulu, kau bilang bahwa kau akan selalu membenci orang yang membuatku menangis. Tapi Hyukkie, hari ini aku menangis. Aku menangis karenamu. Aku menangis karena mengetahui bahwa kau mencintai yeoja lain dan bukan aku. Bukan hanya itu juga, tapi karena aku mengetahui sekarang kau milik yeoja itu, Oh Yeon Seo.”
“ Jun Hee-ya, aku jadian dengan Yeon Seo.” Ujar Minhyuk dengan wajah yang sumringah. Deg. Aku mencoba menahan sakitnya perasaanku.
“ Ah, jinjjayo Hyukkie? Chukkae!!!” Ujarku berusaha ceria.
“ Gomawo, Jun Hee-ya.” Ucap Minhyuk mengacak-acak rambutku.
“ Hyukkie, permisi aku mau ke toilet sebentar.” Ucapku meninggalkan Minhyuk yang masih duduk di meja kantin.
Aku menangis. Aku benar-benar tak kuat. Entahlah mungkin aku terlalu cengeng. Jujur saja, aku memang tak seharusnya menangis. Bukankah ketika orang yang kita cintai bahagia kita juga seharusnya ikut bahagia?
Untuk pertama kalinya Minhyuk membuatku menangis. Aku masih ingat kejadian beberapa tahun lalu ketika ada seseorang membuatku menangis lalu dia berjanji padaku, “ Jun Hee-ya. Uljima. Mulai dari sekarang aku berjanji akan selalu melindungimu. Aku tak akan membiarkan orang membuatmu menangis. Siapapun. Aku mungkin akan selalu membenci orang yang membuatmu menangis. Uljima.” Dan kini ia sendiri yang membuatku menangis. Hyukkie, jika kau tahu aku menangis sekarang karenamu, apakah kau akan membenci dirimu sendiri?
Hyukkie, maafkan aku jika aku merusak persahabatan kita dengan perasaan konyol ini. Tapi aku tak bisa menolaknya. Aku tak bisa menolak untuk mencintaimu. Aku sudah jatuh padamu. Walaupun kini kau sudah menjadi milik Yeon Seo. Walaupun aku tahu kau tak akan mencintaiku. Karena aku bukan tipe yeoja seperti Yeon Seo yang terlalu popular dengan segala yang dia punya. Aku bukan dia. Aku hanya Choi Jun Hee. Yeoja yang terlalu biasa jika dibandingkan Oh Yeon Seo. Yang mungkin bukan tipe yeoja yang kau sukai.
***
White Book, Page 8 “ Hate”
“ Hyukkie, mianhae bahwa aku membenci Yeon Seo. Mungkin aku bodoh untuk berfikir bahwa Yeon Seo merebutmu dariku. Tapi semenjak kau dekat dengan Yeon Seo terlebih setelah kalian berpacaran, kurasa kau sedikit melupakanku. Sekali lagi, Mianata. Mian karena aku sudah membenci yeoja yang kau cintai. Mianhae bahwa mungkin setelah kau membaca ini kau akan membenciku. Mianhae karena aku berfikiran bahwa suatu saat kau akan mencintaiku. Kini aku sadar, kau tak akan mencintaiku. Karena tipemu adalah yeoja seperti Yeon Seo, yang popular dan punya segalanya. Dan aku hanyalah yeoja yang terlalu biasa jika dibandingkan dengan Oh Yeon Seo. Jadi maafkan aku sudah membenci Yeon Seo. Maaf. Maaf. Maaf.”
***
White Book, Page 9 “ Sick”
“ Hyukkie, aku sakit. Aku tadi pergi ke dokter bersama Eomma dan dokter bilang penyakit jantung keturunanku dari haraboji bertambah parah. Hyukkie, dokter bilang umurku mungkin sudah tidak akan lebih dari 2 bulan lagi. hyukkie, aku ingin menangis. Hyukkie, dokter bilang penyakitku terlalu berat apalagi ini adalah penyakit keturunan. Hyukkie…aku bahkan tak pernah menyangka bahwa umurku mungkin hanya bertahan sampai 17 tahun. Hyukkie, aku ingin tumbuh menjadi lebih dewasa. Bersamamu. Serta bersama orang-orang yang ku cintai. Hyukkie, aku belum siap untuk meninggal. Aku masih ingin mengejar cita-citaku untuk menjadi seorang dokter yang aku impi-impikan sejak aku kecil. Hyukkie, kenapa penyakit haraboji harus tertular padaku? kenapa Tuhan tak membiarkanku untuk hidup lebih lama lagi? hyukkie…aku butuh kamu. Hyukkie, aku juga tak tega melihat eomma dan appa. Bahkan aku belum bisa membanggakan mereka berdua. Hyukkie, aku belum siap untuk pergi meninggalkan eomma, appa, eonni, kau, dan semua orang yang aku cintai dan mencintaiku. Hyukkie, katakan padaku bahwa ini hanya mimpi. Hyukkie, aku belum siap untuk benar-benar pergi.”
***
White Book, Page 10 “Bogoshipeo”
“Hyukkie, aku ingin bercerita denganmu. Tapi sekarang kau sedang sibuk dengan Yeon  Seo ya? Aku hanya bisa mencurahkan perasaanku kepada buku ini. Hyukkie, neomu bogoshipeoyo…aku merindukanmu yang dulu, yang selalu ada disaat aku membutuhkanmu. Tapi kini kau beda, Hyukkie. Kau lebih perhatian dengan yeojachingumu. Kutahu ini wajar. Tapi aku juga membutuhkanmu. Maafkan aku yang terlalu bergantung padamu. Bahkan disaat-saat terakhir dalam hidupku aku masih sangat bergantung padamu. Hyukkie, neomu neomu neomu bogoshipeoyo…aku rindu untuk selalu bercerita apa yang terjadi padaku. tapi kau kini seakan tak peduli. Meski kau tau bahwa penyakitku bertambah parah. Walau kau belum tahu bahwa hidupku katanya tak lebih dari 1 bulan lagi. hyukkie… aku ingin kau kembali seperti kau yang dulu, seperti 15 tahun yang lalu, seperti Kang Minhyuk yang selalu ku kenal, Kang Minhyuk sahabatku, Kang Minhyuk yang selalu perhatian padaku, Kang Minhyuk yang selalu ada untukku. Hyukkie, aku membutuhkanmu.”
***
White Book, Last Page, “The Last”
“ Hyukkie, ini adalah halaman terakhir dari buku ini. Setelah ini aku sudah tak menulis lagi. terima kasih sudah menyempatkan membaca buku ini. Kau sudah tahu apa rahasiaku? Sepertinya tak usah ku jelaskan lagi. tolong turuti permintaanku, Hyukkie. Hanya itu yang kuminta darimu. Terima kasih sudah menjadi sahabatku yang paling baik, terima kasih karena kau selalu mendengarkan ceritaku, terima kasih karena kau selalu ada untukku selama 15 tahun ini, aku mencintaimu, Hyukkie. Walau aku tak akan pernah menuntutmu untuk mencintaiku kembali. Maafkan semua kesalahanku, Hyukkie. Maaf karena selama ini aku tak pernah menyatakan perasaanku yang sebenarnya. Kututup buku ini. Hyukkie, yeongwonhi saranghaeyo J Oh ya, ada permintaan satu kali lagi, kumohon dengan amat sangat, jangan pernah melupakanku sebagai sahabatmu.”
***
Minhyuk’s POV
Aku menutup buku putih itu. Entah sudah berapa tetes air mata yang menetes membasahi buku itu.
Aku mengutuk diriku sendiri untuk membiarkan Jun Hee menangis karenaku. Aku juga mengutuk diriku sendiri untuk membiarkan Jun Hee sakit sendirian. Aku juga membenci diriku sendiri untuk membiarkan sahabatku yang sedang sakit dan membutuhkanku, aku malah pergi meninggalkannya. Aku akui, aku memang salah. Bahkan aku lebih memilih Yeon Hee dibanding Jun Hee yang sakit dan butuh aku untuk ada disampingnya. Aku bahkan merasa bahwa cinta 2 bulanku itu menghancurkan hubungan persahabatan 15 tahunku. Aku bahkan menyesal sangat menyesal menyadari bahwa aku tak ada di samping Jun Hee ketika ia menutup mata untuk terakhir kalinya.
Jun Hee, maafkan aku untuk terlambat mengetahui bahwa kau mencintaiku. Jun Hee, maafkan aku untuk terlambat mengetahui bahwa aku menyakitimu. Jun Hee, maafkan aku bahwa aku bukanlah seorang sahabat yang baik.
Jun Hee, kau perlu tahu bahwa aku tak akan pernah melupakanmu. Walaupun sedetik aku tak akan pernah. Jun Hee, meski kau tak ada disampingku, tapi kau akan selalu ada dan selalu hidup di hatiku. Aku akan selalu mengingatmu dan mencintaimu, meski aku tahu ini sudah terlambat. Jun Hee, aku akan mengingatmu ketika hujan turun. Jun Hee, aku juga menyayangimu meski ini sudah tak ada artinya lagi.
***