Akhir-akhir ini pikiranku kacau ketika membayangkan wajahmu. Perasaan lelah mulai ku rasakan. Apa aku sudah lelah menunggu?
Ini adalah tahun ketiga aku menyukaimu. Menunggumu untuk sadar bagaimana aku sudah jatuh hati padamu semenjak pertama kali mataku memandangmu. Di pinggir kaca pintu kelas dua sekolah menengah pertama, dan segala kenangan selama setahun berada di sampingmu adalah hal yang tak akan kulupakan.
Awalnya ku kira menunggu bertahun-tahun tak akan ada hal yang berpengaruh dalam hidupku. Mungkin aku hanya perlu diam, menunggumu datang, menyambutmu kembali--itupun jika kau ingin aku menyambutmu, lalu akan datang di mana cintaku akan berlabuh bahagia. Tapi ternyata menunggu tidak semudah itu.
Cintaku tidak terluapkan, rinduku tidak tersampaikan, kau tahu juga tidak, bukan?
Lalu aku sempat berpikir, mengapa aku masih menunggumu? Di saat mungkin saja kau di sana tak pernah memikirkan aku barang selintas. Apa Anin masih mencintaiku?
Walau tak pernah ada kata terucap langsung dariku bahwa aku mencintaimu, terlalu mustahil kau tidak tahu bahwa aku pernah memendam rasa.
Setelah menunggu 3 tahun lamanya ditambah Setahun penantian untuk kembali bertemu, aku merasa ganjil pada rasaku. Apa yang telah aku perbuat selama ini untukmu, apa ada timbal balik baik bagiku? Apa ada balasan untukku?
Lalu sadarku datang, bahwa kata mereka cinta memang seperti itu. Cinta datang meski tak diminta, cinta akan hinggap meski sudah disuruh pergi.
--Jangan pernah tanyakan berapa kali aku menyuruh rasa itu pergi, aku sudah berusaha tapi dia datang lagi. Dan aku tidak punya alasan untuk tidak menyuruhnya tetap tinggal.
Pada Tahun Ketiga setelah pertemuan kita dan Tahun Pertama setelah perpisahan kita, cintaku mulai meragu.
Saturday, August 24, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment