Tuesday, September 4, 2012

My Ninth FanFiction : " I'm Stuck On My Ex "

Title : I’m Stuck on My Ex
Author : Minhyuk’s Anae
Length : Ficlet
Genre : Romance
Rating : PG-14
Casts :
-          Han Hee Ju (OCs)
-          No Min Woo (Boyfriend)
-          Bora ( Sistar )
-          Other Cast
Disclaimer : inspired by My Friend’s Story.
Note : Special Fanfiction for My Bestfriend Nurul Aulia Muthmainnah. Sorry for unperfect story and awkward plot maybe hahahaha but it special for you, Nurul :3
----------------------------------------------------------****-----------------------------------------------------
Hee Ju’s POV
Aku menginjakkan kakiku ke sekolahku yang baru. SMA? Yang benar saja! aku bahkan tak pernah menyangka mulai hari ini aku akan menjadi siswi di Inha High School. Inha High School? Ya, sekolah itu memang sekolah impianku dari dulu tapi sebenarnya ada satu alasan yang membuatku lebih bersemangat untuk bisa sekolah disini. Yaitu…
Namanya No Min Woo. Dia sunbaeku. Usianya terpaut satu tahun diatasku. Dulu kami bersekolah di smp yang sama dan kami dekat. Dekat? Hahahaha sejujurnya dia adalah mantan pacarku. Mantan pacarku yang masih aku harapkan sampai sekarang. Mantan pacarku yang selalu membuatku berharap dia akan mampir ke smpku dan berharap aku bisa bertemu dengannya tiap hari. Sekarang? Kami sudah tidak dekat lagi dan satu hal! Mungkin mulai sekarang aku bisa bertemu dengannya tiap hari hihihi.
Minwoo Oppa. Namja yang membuatku menjadi yeoja gagal move on, gagal move on? Sejujurnya tak sedikitpun aku berusaha untuk move on darinya. Aku bahkan selalu berharap kisah cintaku akan seperti drama-drama korea yang berakhir bahagia. Aku berharap dia masih mencintaiku jadi kami masih saling mencintai dan kami bisa kembali bersama.
Aku cemburu? Ya! Tapi hei, Hee Ju! kau sudah tak ada hak lagi! kau hanya seorang mantan pacarnya. Kutegaskan lagi hanya ‘Mantan’ Pacar. Dia bahkan berhak mencintai orang lain dan orang lain juga sangat berhak mencintai dia. Bahkan aku juga berhak mencintai orang lain tapi sayangnya aku belum bisa.
Dan kalian harus tahu sekarang aku punya hobi baru! Yaitu mengintip plat nomor motor orang dari pagar dekat tempat parkir hahahaha siapa yang ku intip? Tentu saja motor berwarna putih yang berhelm kuning itu. Ani, sesungguhnya aku memata-matai pemiliknya bukan motor dan helmnya.
“ Hee Ju!” Panggil seseorang, Jun Hee—temanku.
“ Oh, hai Jun Hee.”
“ Sedang apa?” Belum kujawab pertanyaannya dan…
“ Oh aku tahu kau sedang apa hahahaha.” Tawa Jun Hee. Ya, Jun Hee tau aku sedang memata-matai motor Minwoo Oppa, aniyo maksudku berharap si pemilik itu datang lalu mengajakku pulang dan…. Aish! Itu mimpi!
“ Ayo pulang, Hee Ju!” Ajak Jun Hee.
“ Chakkaman. Aku masih ingin melihatnya. Kau tahu hari ini aku belum bertemu dengannya….”
“ Ne! tapi ku rasa ayo kita menunggu disana saja.” Usul Jun Hee yang langsung ku setujui. Aku membalikkan tubuhku, dan…
“ Jeosonghamnida.” Ujar namja itu. Aku terbelalak kaget ketika mengetahui siapa namja yang kutabrak itu.
“ Aaaa, Hee Ju! Mianhae, ya. Gwaenchanhayo?” Tanya namja itu.
“ Gwae…gwaenchan..gwaenchanhayo, Op…pa.” Ujarku gugup. Aish! Mengapa aku harus gugup!
“ Hmm, yasudah kalo gak apa-apa. Aku duluan ya.” Pamit Minwoo Oppa dan bergegas menuju parkiran motornya.
Aku melihat Jun Hee yang mukanya sangat terlihat menahan tawa,
“ Wae?!!” Tanyaku keras.
“ Aniyo…hanya saja lucu melihatmu gugup.”
“ Apa kegugupanku begitu kelihatan?” Jun Hee mengangguk-angguk.
“ Sial.” Desisku.
Ah bodo deh! Yang penting hari ini aku bertemu Minwoo Oppa hihihi tapi apa yang harus kulakukan jika bertemu dia besok?
***
Aku membereskan buku-bukuku dan hari ini aku tidak pulang bersama Jun Hee. Sejujurnya aku malas pulang sendirian. Andai Minwoo Oppa datang…Andai Minwoo Oppa mengajakku pulang…Andai….aish! aku mulai berkhayal lagi.
Aku melangkahkan kakiku malas ke luar kelas.
“ Hee Ju! aku sudah menunggumu dari tadi!” Ujar suara berat yang sudah sangat ku kenal itu. Aku? Dia? Dia memanggilku? Menunggu?
“ Oppa?”
Minwoo Oppa berjalan mendekat ke arahku,
“ Kau tahu aku sudah menunggumu selama 20 menit dan ternyata kau baru keluar. Aku kira tadi kau sudah pulang…” Ujarnya cerewet. Yak! Namja babo! Baru menunggu 20 menit saja sudah cerewet sekali, belum tau saja aku menunggunya selama 2 tahun dan tak pernah mengeluh apa-apa.
“ Mianhae, Oppa. Memangnya kenapa oppa menungguku?”
Dia mengetuk-ketukkan jarinya ke helm berwarna kuning di tangannya.
“ Kita pulang bersama, eotte? Sebagai permintaan maafku kemarin sudah menabrakmu. Aku sudah membawakanmu helm, tenang saja!” aku hanya melongo mendengar perkataannya. Pulang bersama? Mimpikah ini?
“ Hei, Hee Ju! ayo cepat! Jangan melamun.” Minwoo Oppa menarik tanganku.
“ Oppa tapi jalan rumah kita berbeda…”
“ Yasudah gak apa-apa. Dulu juga seperti itu kan?” Pikiranku melayang ke 2 tahun lalu, ketika aku dan Minwoo Oppa masih bersama dia selalu mengantarku pulang. Sampai hari terakhir ia mengantarku pulang dan hari ini mimpiku menjadi nyata.
“ Hee Ju, apa kau mau makan ttokbokki dulu bersamaku?”
Lagi-lagi aku diam dan berusaha menyadarkan diriku bahwa ini sama sekali bukan mimpi.
“ Terserah oppa saja.” Jawabku.
***
Minwoo Oppa membawaku ke resto ttokbokki yang pernah kami kunjungi dulu. Hey, ini terasa seperti flashback dan membuat hatiku tak karuan. Senang bisa pergi bersamanya lagi, sedih karena pada kenyataannya tempat-tempat dan memori-memori ini selalu mengharapkanku untuk bisa kembali padanya.
“ Aku senang kau masuk sma yang sama sepertiku.” Ujar Minwoo Oppa memulai percakapan kami.
“ Aku juga senang kau mau pergi bersamaku lagi.”
Aku hanya tersenyum kecil dan bingung untuk berkata apa-apa.
“ Hmm ngomong-ngomong apa kau sudah menemukan penggantiku?” Pertanyaan ini menyogok hatiku sampai-sampai aku tersedak.
“ Ah, mianhae…” Ucap Minwoo Oppa.
Pertanyaan macam apa ini? “ menemukan pengganti”? Ku rasa pertanyaan ini merusak suasana…
“ Mianhae sudah bertanya seperti itu…” Lanjut Minwoo Oppa.
“ Oppa sendiri dengan Bora Eonnie bagaimana?” Tanyaku lantang. Meski belum ada kepastian mutlak hubungan Minwoo-Bora tapi aku memberanikan diri untuk bertanya, sebenarnya semacam kepastian untukku juga hahahaha.
“ Aku? Dengan Bora? Hei Hee Ju…kau percaya gossip itu! Hahahaha.Gotjimal.” Tawa Minwoo Oppa. Gotjimal? Jinjjayo?
“ Oppa, selain karena minta maaf, apa yang membuat oppa mengajakku pergi?” Yap pertanyaan itu yang menghinggap dari tadi di hatiku. Minwoo Oppa hanya diam.
Oppa jawab akuuu!!! Teriakku dari dalam hati.
“ Oppa?” Panggilku lagi.
“ Aah, aku hanya ingin mengajakmu pergi. Memangnya tidak boleh?”
“ Boleh kok.” Jawabku.
Suasana kembali dingin lagi. entahlah, aku benci suasana ini. Aku ingin kabur saja…eh tapi aku juga gak mau ninggalin Minwoo Oppa…
“ Hee Ju-ya.” Panggil Minwoo Oppa. Aku hanya menoleh.
“ Aku tanya sekali lagi, apa kau sudah menemukan penggantiku?” Aiiiish, pertanyaan itu lagi?!!!!!
Apa yang harus kujawab? Jujur? Dimana harga diriku nanti…Bohong? Tapi sudah terlalu lama aku menunggunya dan kurasa ini adalah satu kesempatan untuk kembali menyatakan bahwa aku memang belum bisa melupakannya. Entahlah, aku hanya bisa diam…
“ Maaf sudah bertanya seperti itu yang jelas aku belum sama sekali.” Lanjut Minwoo Oppa sambil tersenyum.
Bisa kupastikan wajahku sekarang aneh, percampuran antara melongo, senang,  terharu, sakit, atau entahlah.
“ Ku harap jika kau belum menemukan penggantiku kita bisa bersama lagi hahahaha tapi ku rasa kau sudah menemukannya ya? Siapa?”
Aku hanya menggeleng,
“ Belum oppa. Belum ada.” Ujarku pelan bahkan terkesan mendesis.
Tess.
Air mataku jatuh.hahaha membuat suasana siang ini semakin aneh.
“ Uljimayo…” Ujar Minwoo Oppa.
“ Oppa, aku hanya aneh mendengarmu bertanya seperti itu. Harusnya kau tahu selama 2 tahun ini aku selalu menunggumu, masih menunggumu, masih mengharapkanmu, harusnya kau sadar itu.” Ucapku di sela air mata bodoh ini yang terus mengalir.
“ Maaf…Maaf aku seharusnya menyadari itu…”
“ Kalau begitu…bagaimana jika kita kembali, Hee Ju?” Tanya Minwoo Oppa dengan senyumannya yang tenang itu. Aku hanya tertawa kecil dan mengangguk serta berusaha menahan air mataku untuk tidak jatuh lagi.
Aku senang bahwa hari ini, hari yang selalu ku impi-impikan bisa menjadi kenyataan. Stuck on ex. Ya, aku memang selalu terjebak pada mantanku yang satu ini. Tidak, dia bukan mantanku lagi, dia sudah kembali kini dan aku…aku sudah tidak perlu untuk menunggunya dengan harapan kosong lagi J
***




0 comments:

Post a Comment